Melanjutkan tulisanku yang lalu, tentang mendengarkan lagu / musik yang saya hubungkan dengan : keponakanku, cerita paklek (om) ku, radio Suara Al-Iman Surabaya dan buku Kesaksian Seorang Dokter.
Memang ketika masih muda tahun 70 - 80an aku tak lepas dari hobby mendengarkan musik jazz, blues, rock, pop, dan keroncong serta Ludruk RRI Surabaya. Waktu itu Koes Plus, Dou Kribo, Jamal Mirdad, Chrstine Panjaitan, Scorpion, Led Zepplin, Louis Amstrong, Shakatak, ABBA (tapi untung masih ada lagu rohani Islam dari Ebiet G Ade dan Bimbo, minimal ada sedikit keseimbangan dan pencerahan) dan masih banyak lagi.
Apalagi setiap menjelang tidur aku pasti mendengarkan radio sampai sekarang. Waktu itu umpama dilarangpun aku tidak akan mau. Tapi sekarang setelah sering mendengarkan pengajian, mencermati kejadian sekitar dan mulai hobby membaca buku serta majalah Islam (Suara Hidayatullah, dll). Isya Allah aku sudah bisa mulai mengurangi mendengarkan lagu / musik dan aku ganti dengan mendengarkan lantunan Ayat-ayat suci Al-Qur’an dan pengajian-pengajian.
Hal-hal yang membuat aku mulai meninggalkan mendengarkan lagu / musik :
Paklek ku suatu kesempatan pernah bercerita pada aku, begini katanya : Aku pernah bertanya pada mbah Kyai, Kalau tidur pukul berapa mbah ? Jawab mbah Kyai : Aku tidak pernah tidur. Lho kok tidak pernah tidur ? Jawab mbah Kyai : Ya karena setiap akan tidur aku niat beribadah. Jadi tidurku Insya Allah bernilai ibadah, kata mbah Kyai.
Wach ini bisa dicontoh, pikirku.
Berikutnya, setelah membaca buku “Kesaksian Seorang Dokter” pada tulisan sebelumnya. Yang aku cuplik dari halaman 56-57 sebagai berikut :
“…………….ia telah menjadikan empat hari terakhir dari usianya untuk mendengarkan bacaan Al-Qur’an yang mulia, dzikirnya tidak pernah terputus. Alangkah indahnya husnul khatimah itu, saya yakin semua orang muslim pasti mengharapkannya. Akan tetapi pernahkah terbayang oleh anda jika saja ternyata penutup usia anda adalah mendengarkan musik dan nyanyian ? Alangkah buruknya su’ul khatimah itu, yaitu mereka yang hatinya telah diracuni setan sehingga ia tidak bisa mendengarkan kecuali musik dan nyanyian, dan akhirnya itulah penutup usianya.
Pada suatu hari, tepatnya ba’da Subuh di bulan Ramadhan tahun 1418 H. saya keluar rumah untuk satu keperluan, dalam perjalanan tersebut di jalan Al-Malik Fahd saya melihat satu mobil terbalik, saya segera turun dari mobil untuk memberikan bantuan, disana saya temukan seorang pemuda yang telah tewas diiringi dengan suara penyanyi sedang mengalun. Ia tewas dan usianya ditutup dengan iringan suara musik dan penyanyi yang haram, siapa yang ingin menutup usianya seperti ini ?”
Kemudian, karena hobbyku mendengarkan radio dari dulu, dan aku ingin ganti mendengarkan lantunan Ayat-ayat suci Al-Qur’an dari radio. Akhirnya aku setahun yang lalu menemukan radio AM (padahal sekarang radio AM jarang dijamah, tapi jauh jangkauannya) yang khusus memutar lantunan Ayat-ayat suci Al-Qur’an dan pengajian yaitu Radio Suara Al-Iman Surabaya (900AM) yang studionya sekitar 120 km dari Bojonegoro. Sehingga ini bisa menjadi pengantar tidur kami setiap malam, seperti kebiasaan mbah Kyai tadi. Semoga bisa bernilai ibadah dan istiqomah.
Untuk siang hari ketika di kantor aku mendengarkan Radio Dakwah Menara Darussalam FM Bojonegoro.
Nyanyian memang membuat kita menjadi lupa pada Allah SWT, karena kebanyakan temanya tentang percintaan dan memuja kekasih apalagi sekarang malah muncul nyanyian tentang perselingkuhan. Sedikit yang bertemakan tentang Keagungan Allah SWT.
Yuk mulai latihan mengurangi mendengarkan nyanyian-nyanyian dunia dan mulai meningkatkan mendengarkan nyanyian rohani Islam serta murattal yang bisa di download melalui internet. Paling tidak dengan target 10% nyanyian dunia dan 90% nyanyian islami dan murattal.
Semoga tulisan ini menjadi inspirasi dan bermanfaat untuk kita semua, sebagai sarana untuk selalu mengingat Kebesaran Allah SWT pada setiap gerak kita dan bernilai ibadah.
Apalagi setiap menjelang tidur aku pasti mendengarkan radio sampai sekarang. Waktu itu umpama dilarangpun aku tidak akan mau. Tapi sekarang setelah sering mendengarkan pengajian, mencermati kejadian sekitar dan mulai hobby membaca buku serta majalah Islam (Suara Hidayatullah, dll). Isya Allah aku sudah bisa mulai mengurangi mendengarkan lagu / musik dan aku ganti dengan mendengarkan lantunan Ayat-ayat suci Al-Qur’an dan pengajian-pengajian.
Hal-hal yang membuat aku mulai meninggalkan mendengarkan lagu / musik :
Paklek ku suatu kesempatan pernah bercerita pada aku, begini katanya : Aku pernah bertanya pada mbah Kyai, Kalau tidur pukul berapa mbah ? Jawab mbah Kyai : Aku tidak pernah tidur. Lho kok tidak pernah tidur ? Jawab mbah Kyai : Ya karena setiap akan tidur aku niat beribadah. Jadi tidurku Insya Allah bernilai ibadah, kata mbah Kyai.
Wach ini bisa dicontoh, pikirku.
Berikutnya, setelah membaca buku “Kesaksian Seorang Dokter” pada tulisan sebelumnya. Yang aku cuplik dari halaman 56-57 sebagai berikut :
“…………….ia telah menjadikan empat hari terakhir dari usianya untuk mendengarkan bacaan Al-Qur’an yang mulia, dzikirnya tidak pernah terputus. Alangkah indahnya husnul khatimah itu, saya yakin semua orang muslim pasti mengharapkannya. Akan tetapi pernahkah terbayang oleh anda jika saja ternyata penutup usia anda adalah mendengarkan musik dan nyanyian ? Alangkah buruknya su’ul khatimah itu, yaitu mereka yang hatinya telah diracuni setan sehingga ia tidak bisa mendengarkan kecuali musik dan nyanyian, dan akhirnya itulah penutup usianya.
Pada suatu hari, tepatnya ba’da Subuh di bulan Ramadhan tahun 1418 H. saya keluar rumah untuk satu keperluan, dalam perjalanan tersebut di jalan Al-Malik Fahd saya melihat satu mobil terbalik, saya segera turun dari mobil untuk memberikan bantuan, disana saya temukan seorang pemuda yang telah tewas diiringi dengan suara penyanyi sedang mengalun. Ia tewas dan usianya ditutup dengan iringan suara musik dan penyanyi yang haram, siapa yang ingin menutup usianya seperti ini ?”
Kemudian, karena hobbyku mendengarkan radio dari dulu, dan aku ingin ganti mendengarkan lantunan Ayat-ayat suci Al-Qur’an dari radio. Akhirnya aku setahun yang lalu menemukan radio AM (padahal sekarang radio AM jarang dijamah, tapi jauh jangkauannya) yang khusus memutar lantunan Ayat-ayat suci Al-Qur’an dan pengajian yaitu Radio Suara Al-Iman Surabaya (900AM) yang studionya sekitar 120 km dari Bojonegoro. Sehingga ini bisa menjadi pengantar tidur kami setiap malam, seperti kebiasaan mbah Kyai tadi. Semoga bisa bernilai ibadah dan istiqomah.
Untuk siang hari ketika di kantor aku mendengarkan Radio Dakwah Menara Darussalam FM Bojonegoro.
Nyanyian memang membuat kita menjadi lupa pada Allah SWT, karena kebanyakan temanya tentang percintaan dan memuja kekasih apalagi sekarang malah muncul nyanyian tentang perselingkuhan. Sedikit yang bertemakan tentang Keagungan Allah SWT.
Yuk mulai latihan mengurangi mendengarkan nyanyian-nyanyian dunia dan mulai meningkatkan mendengarkan nyanyian rohani Islam serta murattal yang bisa di download melalui internet. Paling tidak dengan target 10% nyanyian dunia dan 90% nyanyian islami dan murattal.
Semoga tulisan ini menjadi inspirasi dan bermanfaat untuk kita semua, sebagai sarana untuk selalu mengingat Kebesaran Allah SWT pada setiap gerak kita dan bernilai ibadah.