KUNJUNGAN KAKANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN











KAKANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROP JAWA TIMUR KE KPPN BOJONEGORO

Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Direktorat Jenderal Perbendaharaan Propinsi Jawa Timur, S. Bambang Suroso mengadakan kunjungan kerja ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Bojonegoro tanggal 28 April 2009. Sebagai Kakanwil baru, ini adalah kunjungan pertama di KPPN Bojonegoro. Sebelumnya telah mengunjungi KPPN Pacitan, KPPN Mojokerto, KPPN Malang dan KPPN Kediri.

Dalam memberikan briefing Kakanwil baru ini terasa menyejukkan hati, terbuka, berpikiran modern, menyegarkan dan banyak memberikan motivasi kerja maupun peningkatan mutu sumber daya manusia.

Kakanwil Ditjen Perbendaharaan Prop. Jawa Timur yang juga merangkap sebagai Kakanwil Ditjen Perbendaharaan Nusa Tenggara Timur (Kupang) ini menyampaikan beberapa pesan yang perlu diperhatikan.

Antara lain agar KPPN selalu mengadakan pembinaan ke Satuan Kerja (Satker) yang nantinya akan berpengaruh dalam kecepatan dan keakuratan penyusunan LKPP (Laporan Keuangan Pemerintah Pusat). KPPN diharapkan selalu mengingatkan Satker, bahwa selain rekonsiliasi dengan KPPN, Satker juga berkewajiban melakukan rekonsiliasi dengan tingkat diatasnya.

Kakanwil juga berharap kepada KPPN Bojonegoro agar peringkat LKPP berikutnya tidak terjun, sebab pada penilaian LKPP tahun 2007, KPPN Bojonegoro menduduki peringkat 8 (delapan) Nasional. Tahun 2008 ?

Juga menyampaikan pesan Menteri Keuangan, sebagai Kantor Pelayanan kita harus selalu menerapkan Zero Cost (tanpa biaya) pada mitra kerja. Serta kembali mengharapkan keseragaman dalam menerapkan dan mengambil keputusan. Khususnya antara FO (Front Office) dan CS (Costumer Service), harus "seia sekata".

Terakhir Kakanwil juga berpesan : "Manfaatkan waktu luang yang ada untuk meningkatkan keimanan (kegiatan pengajian), olah raga dan lain-lain.

Setelah mengadakan briefing, Kakanwil melanjutkan kunjungan kerja ke KPPN Tuban, berangkat dari Bojonegoro sekitar pukul 16.30 wib

DJARUM SUPER 4X4 OFFROAD DI TUBAN







Djarum Super 4x4 Offroad 2009 seri 2 di Sirkuit Gedongombo Tuban tanggal 18 dan 19 April 2009 telah selesai. Dan di sirkuit ini telah tiga kali diselenggarakan even yang sama oleh Genta Auto & Sport Jakarta. Sehingga menurut penulis lokasinya sudah tidak menantang lagi dan perlu dipindah ke lain lokasi, misalnya Bojonegoro.

Semoga usulan ini menjadi catatan Genta Auto & Sport Jakarta.

Dan untuk kali ini club yang mengikuti Jarum Super 4x4 Offroad 2009 seri 2 di Tuban antara lain : LCR (Little Crab Raung), Grage Zebra, Semut-semut, ARB (Arek Ronggolawe Bojonegoro, terdiri Toyes dkk), TJC (Trinil Jeep Club), CRAB, dan lain-lian.
Untuk berita selengkapnya klik disini dan daftar para juara klik disini.

POTENSI WISATA BOJONEGORO ( KLINO, SEKAR)









Memenuhi permintaan kedua dari kang kedho tentang review Klino Bojonegoro, yang pertama tentang klub sepeda MTB.

Setelah 18/04/09 di Gedongombo Tuban untuk menyaksikan Djarum Super 4x4 Offroad seri 2 (liputan ketiga kalinya), tanggal 19/04/09 melanjutkan perjalanan ke Caruban Madiun melalui Nganjuk. Pulangnya melalui Saradan-Klino-Betek-Bojonegoro, memang hobbyku bila pergi, pulangnya kalau bisa lewat jalan yang berbeda. Sekalian aku sudah janji sama kang kedho (entah rumahnya mana, aku juga belum kenal langsung) untuk review Klino yang akan dijadikan Agro Wisata.

Memang dari berbagai sumber, Klino akan dijadikan kawasan Agro Wisata buah durian yang akan dimulai pertengahan 2009. Rencananya masyarakat akan diberi bibit durian sekitar 3.000 batang untuk ditanam di lingkungannya.

Ok, aku mulai cerita perjalanan dari Saradan Madiun menuju Klino yang jalannya terus naik menerobos hutan yang hijau. Sekalian menguji motor petualanganku, Honda Blade yang baru (maap gak pamer lho) untuk menuju Klino yang berada di ketinggian 150m dpl (dari permukaan laut).

Bisa membayangkan pemandangan perjalanan Saradan-Klino-Betek (Temayang) ? Kalau pengunjung pernah melintas di antara Batu-Pujon (Malang)-Kandangan (Jombang) itulah pemandangan Klino. Jalannya mulus berkelok-kelok mengelilingi pegunungan yang dibawahnya terhampar luas sawah ladang bertingkat.

Dan pernah lihat film TELETUBIS ?, gunungnya ada di Klino.

Disini aku dan istri berpikir seandainya ada investor yang mau membangun obyek wisata di Klino, tentu menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Bojonegoro.
Lha, di Klino ini aku baru sadar dan merasa kalau Kabupaten Bojonegoro juga punya gunung / pegunungan yang udaranya sejuk dan segar. Tentunya harus mulai dipromosikan untuk menjadi obyek wisata andalan.

Meskipun Klino lokasinya jauh dari Bojonegoro (65-75 km) dan masyarakat luar merasa kejauhan untuk berwisata di Klino. Tak mengapa, kita bisa membidik wisatawan dari Kabupaten Nganjuk, Madiun dan sekitarnya yang lebih dekat. Tapi kalau ada investor yang berani membangun wisata Klino dengan spektakuler (misalnya seperti Wisata Bahari Lamongan, WBL) pasti pengunjungnya akan membludak. Seperti slogan kang Yoto (waktu itu baru mencalonkan Bupati)

Tentunya investor juga harus menyediakan fasilitas angkutan umum yang memadai antara Betek-Klino-Saradan. Sayangnya antara Saradan-Klino-Betek bisa dikatakan jarang rumah penduduk.

Setelah dari Klino, arah ke Betek ada gunung Pandan. Menurut salah seorang warga pencari kayu bakar yang aku wawancarai, tiap bulan Suro (Tahun Baru Jawa) gunung Pandan ramai dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah. Sehingga jalan menuju gunung yang berjarak tiga kilometer dari jalan beraspal digunakan untuk parkir bus-bus yang digunakan wisatawan. Demikian juga rumah penduduk juga digunakan sebagai penitipan sepeda.

Sayangnya jalan menuju gunung Pandan masih jalan setapak, umpama di aspal tentu lebih menarik tidak hanya bulan Suro.

Kenapa berkunjung kok bulan Suro ? Ya begitulah sebagian masyarakat luas masih menganut paham mistik untuk menggapai kesuksesan duniawi. Tidak beda juga dengan Wisata Kahyangan Api, dengan upacara / ritual yang rutin diselenggarakan. Semoga dikemudian hari bisa berubah menuju Tauhid.

Tulisan lainnya tentang khayalanku wisata di Bojonegoro (Ngerong Tuban, Wisata Bojonegoro Banyuwangi, BojonegoroWisata Petualangan)

SEPEDA LIPAT, FOLDING BIKE












LIHAT SEPEDA MTB KESENGSEM SEPEDA LIPAT / FOLDING BIKE

Melanjutkan cerita perjalananku ke Surabaya dan mampir di ITC untuk melihat barang / souvenir yang aku sukai. Setelah masuk dan tengok kanan, tengok kiri mata tertuju pada puluhan sepeda MTB yang dipajang dari berbagai merk.


Ya lihat-lihat harga yang cocok, dengan tujuan ingin meningkatkan status sepeda yang aku pakai olah raga tiap pagi. Karena selama ini aku memanfaatkan sepeda Polygon Sierra yang nganggur, karena anakku sudah ganti pakai motor Honda Blade kalau ke sekolah.

Puas lihat MTB bergeser melihat sepeda anak-anak, lho ini kok ada sepeda kecil tapi setirnya tinggi ? Setelah aku amati,…………….eee ternyata ini to yang namanya sepeda lipat (seli). Padahal dulu di tv ada artis cerita sepeda lipat, aku tak mengiraukan. Wach asyik juga ternyata, cocok untuk dibawa liburan ke rumah mertua dan rekreasi keluar kota.

Karena kalau menginap di rumah mertua bingung apa yang akan aku lakukan, biasanya aku hanya jalan pagi keliling kampung. Kurang kegiatanlah ………….. Kalau ada seli aku bisa menjelajah kampung lebih jauh, pikirku, memang hobiku keluyuran.

Setelah pulang dari Surabaya aku keluyuran di dunia maya melalui google mencari seli / folding bike. Ternyata banyak sekali cerita tentang seli dan komunitasnya. (www.b2w-indonesia.or.id
, http://idfoldbike.multiply.com , http://b2w-jogja.web.id dll) Sehingga menambah semangatku untuk memiliki dan berganti haluan dari sepeda MTB ke seli / folding bike. Dan sekalian untuk menambah fasilitas / perlengkapan kendaraan berpetualang.

Cerita selanjutnya di posting berikut ini.

BOJONEGORO CONTRENG







Keadaan kota Bojonegoro tanggal 09 April 2009, menjelang Pemilihan Legislatif (contreng) sangat sepi sekali. Jalan-jalan protokol jarang sekali kendaraan yang lalu lalang. Apakah ini karena warga Bojonegoro pada mempersiapkan untuk mencontreng atau malah sudah pergi melarikan diri ke luar kota ?

Jawabannya tunggu nanti setelah diumumkannya hasil pemungutan suara, untuk menyimak perbandingan yang golput dan yang mencontreng.

Keterangan gambar :

1. Keadaan stasiun Kereta Api kota Bojonegoro pukul 06.02 wib. Banyak sekali orang yang pulang kampung.

2. Lampu merah Bombok sangat lengang pukul 07.24 wib

3. Termasuk juga jalan P. Sudirman (selatan Kantor Pos) pukul 07.20 wib

SURAT ONLINE UNTUK LBB SONY SUGEMA COLLEGE (LBB SSC) 2











BONUS DARI LBB SSC BOJONEGORO

Apa kabar ?

Alhamdulillah, harus lebih baik, luar biasa, Allahu Akbar !!!!!

Demikian salah satu cara untuk memberi semangat para hadirin, oleh trainer dari Spiritual Building Center (SBC)

Para wali murid Lembaga Bimbingan Belajar Sony Sugema College (LBB SSC) Bojonegoro kembali mendapat bonus Training Kecerdasan Spiritual. Acara yang dilaksanakan tanggal 04 April 2009 ini untuk menyonsong pelaksanan UNAS (Ujian Nasional) 2009 yang akan datang.

Tujuan dari acara ini adalah agar antara SSC, siswa dan wali murid bisa saling mendukung dan ada kesinambungan dalam menghadapi UNAS 2009.

Kalimat yang penting untuk diingat dan kita praktekan dari penjelasan SBC sebagai motivasi adalah “Teladan lebih mudah untuk dicontoh” , “Siapapun bisa menjadi berguna bagi orang lain”, “Hidup perlu diarahkan” dan “Memberikan sesuatu kepada orang lain jangan mengharapkan balasan, meskipun ucapan terima kasih”.

Kalimat yang terakhir ini pernah juga diucapkan oleh Tim Qolbun Salim Community (QSC) Surabaya dan penulis pernah berjanji untuk sedikit mengulas tentang terima kasih ini.

Memang dalam kehidupan sehari-hari dan kebiasaan kita antar tetangga, teman, keluarga kita saling memberikan sesuatu. Misalnya kalau kita selesai pergi, punya masakan lebih, biasanya kita memberi / membawakan sesuatu. Ataupun bila ada pengamen kita memberikan uang.

Disini kita berhadapan dengan bermacam-macam karakter manusia, ada yang peka ada juga yang cuek kalau diberi sesuatu orang lain. Ada yang mengucapkan terima kasih dan ada yang tidak.

Dan umumnya kita setelah memberikan sesuatu masih mengharapkan imbalan dari penerima, meskipun ucapan terima kasih. Kalau ketemu orang yang cuek biasanya kita bilang “Sudah diberi, mengucapkan terima kasih saja tidak mau.”

Untuk itu mari kita hindari harapan imbalan apapun dari penerima, meskipun ucapan terima kasih. Dari pesan para ustadz mengingatkan “Anggaplah amal yang kita keluarkan sebagai barang yang hilang dan tidak perlu kita ingat-ingat kembali.

Hebatnya dalam Al Qur’an juga mengatur tentang pemberian dan balasan yang tercantum dalam Surat Al Insaan ayat 9 yang artinya berbunyi : “Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan)”

Sekali lagi mari kita hindari harapan imbalan dari seseorang ketika kita memberikan sesuatu, tapi kita harus memfokuskan dan mengharapkan keridhaan Allah SWT saja.