GETARKAN JIWA (2)

Idul Fitri 1429 H tinggal beberapa hari lagi.

Sudah siapkah kita ditinggal Ramadhan yang penuh ampunan ini ?

Sudahkah kita membakar dosa-dosa kita ?

Sudahkah kita meningkatkan (menambah) ibadah yang belum pernah kita lakukan sebelumnya ?

Sudahkah kita ingat kaum duafa yang juga ingin bersenang-senang di hari kemenangan (Idul Fitri) ?

Sudahkah kita memanfaatkan sebaik-baiknya kesempatan yang diberikan Allah SWT pada Ramadhan tahun ini ?

Setelah kita latihan menggetarkan jiwa, GETARKAN JIWA (1) sudahkah ada peningkatan ?

Kadang Getaran jiwa, getaran hati, dan tetesan air mata muncul (bereaksi) tanpa kita sadari, tanpa kita minta, tapi kadang juga kita harus latihan waktu beribadah / mendekatkan diri pada Allah SWT. Tapi karena kekhusukan diri kita beribadah, dan ingat kalau kita semua milik Allah yang MAHA SEGALANYA, maka getaran jiwa itu akan muncul.

Ayo kita rayakan Idul Fitri 1429 H tanpa keluar dari syariat-syariat Islam.

souvenirjati.blogspot.com MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN

Dan semoga Allah SWT memberikan panjang umur kepada kita, sehingga bisa berjumpa lagi dengan Ramadhan 1430 H Amin, Amin, Amin Ya robbal alamin.

PASAR MURAH BOJONEGORO

Dalam rangka menyambut Idul Fitri 1429 H Pemerintah Daerah Bojonegoro mengadakan Pasar Murah di dalam aloon-aloon barat kota Bojonegoro. Beraneka ragam yang di perdagangkan dalam stan pasar murah tersebut. Mulai dari pakaian untuk lebaran (didominasi pakaian muslim), kue-kue kering untuk lebaran, mainan anak-anak, dan lain-lain. Tak ketinggalan pula stan penjual bunga hias yang menempati separo dari pasar murah. Jadi yang ingin mempercantik ruangan untuk menyambut tamu lebaran tinggal beli saja, tak perlu repot-repot merawat bertahun-tahun. Juga yang ingin membeli buku-buku Islam datang saja ke pasar murah dengan diskon 20%. Pasar murah ini diresmikan pembukaannya oleh Bupati Bojonegoro tanggal 23 September 2008 dan berakhir tanggal 25 September 2008.

GETARKAN JIWA

Untuk sepuluh hari terakhir Ramadhan 1429 H ini ayo kita getarkan hati, getarkan jiwa, teteskan air mata kita untuk mengingat kebesaran Allah SWT. Bila belum bisa latihan, paksakan, konsentrasikan, konsentrasi, konsentrasi, buat seluruh tubuh kita merinding (berdirikan bulu roma/kuduk) dan getarkan seluruh jiwa raga.

Yang akhirnya nanti saat mendengar takbir malam idul fitri, saat takbir di masjid / lapangan sebelum shalat id, saat takbir shalat id hati kita bisa bergetar, jiwa kita bisa bergetar. Bila keluar air mata jangan ditahan, lepaskan, biarkan menetes dipakaian dan sajadah serta nikmati dan hayati kebesaran Allah SWT.

KURANGI NONTON TELEVISI (2)

4. “Ceria tanpa layar kaca”
Rumah tersebut tak “memelihara” televisi.
Tak ada televisi di rumah ternyata begitu menyenangkan. Mau tahu buktinya ?
Dikutip dari Laporan Utama Majalah Suara Hidayatullah Maret 2007

5. “Matikan TV, giatkan membaca”.
Dikutip dari Majalah LMI (OASE) Agustus 2008 / Sya’ban 1429 H

6. Hasil wawancara reporter Oase dan Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin, MSc di Jakarta sebagai berikut :

Ustadz Didin, bulan Ramdhan tahun ini masih aktif ngisi pengajian di televisi ?

Ada beberapa tawaran, tapi saya sudah memutuskan untuk tidak lagi ngisi pengajian di televisi. Program-program ramadhan di televisi banyak yang bergeser dari substansinya. Jadi, saya dengan halus menolak. Kalau dulu programnya serius, saya bersedia.
Dikutip dari Majalah LMI (OASE) September 2008 / Ramadhan 1429 H

7. “Gadaikan televisi karena televisi adalah kebohongan”.
Penceramah Pengajian ahad pagi masyarakat madani Bojonegoro. 07/09/2008

Maka dengan sajian-sajian tv yang sudah tidak ada batas ini dan dihubungkan dengan kutipan-kutipan diatas kita bisa menarik kesimpulan yang bijaksana tentang tv. Kita ibaratkan stasiun tv sebagai penjual dan kita (penonton) sebagai pembeli. Kita bisa membeli (memilah) sendiri mana yang cocok dikonsumsi oleh keluarga kita.

Dan kami harapkan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) tidak segan-segan dan BERANI menegur stasiun tv yang sudah keluar dari norma-norma agama dan adat ketimuran.

Dan mulai 01 Ramadhan 1429 H / 01 September 2008 kami sudah mulai membatasi keluarga dalam menonton tv. Yang sebelumnya memang berat melaksanakan ini, karena sudah ketergantungan. Maka ketergantungan ini kita kurangi sedikit demi sedikit. Dan ke depan mungkin membuat judul “AYO BENCI TELEVISI “

Akhirnya kami membuat jadual nonton tv sebagai berikut :

TAHAP

JAM

KETERANGAN

I

23.00 S.D. 07.30

KHUSUS SABTU DAN AHAD LONGGAR

II

12.00 S.D. 13.30

III

17.00 S.D. 18.00

TERGANTUNG MASUKNYA SHALAT MAGRIB

Pertama kami terapkan jadual ini pada kikuk dan bingung mau mengerjakan apa waktu yang kosong ini, biasanya waktu kosong langsung nonton / menghadap tv. Tapi setelah terbiasa, waktu kosong digunakan anak-anak membaca buku atau menyelesaikan pelajaran sekolah di dalam kamar masing-masing. Dan ketergantungan pada tv mulai berkurang.

Dengan konsekuensi kita sebagai orang tua harus menambah bahan-bahan bacaan yang bermanfaat. Untuk kedepan kami arahkan belajar menulis dan dipublikasi pada blognya masing-masing.

Cerita masa kecil.

Dulu waktu kecil (1975) belum ada listrik dan satu desa yang punya tv hanya satu, paling nonton tv kalau ada tinju Muhammad Ali. Jadi setiap pulang sekolah langsung ambil sarung (masih pakai baju pramuka) terus pergi ke langgar (musholla, sekarang) belajar mengaji. Selesai mengaji terus main-main antara lain : ke sawah cari apa yang bisa dimakan, ke ndadah (pekarangan belakang rumah tetangga) mencari burung yang menetaskan anaknya, bluron (mandi di kali bercampur orang mandikan sapi). Pulang main, mandi terus kembali berangkat ke langgar untuk shalat magrib dan mengaji. Terus………….masih banyak cerita masa kecil yang asyik, Termasuk disuruh teman-teman yang lebih besar untuk cari puntung rokok. Maklum waktu itu rokok pabrik harganya belum terjangkau anak remaja.

CATATAN SEPULUH (10) HARI KEDUA BULAN RAMADHAN

Lemah, lemah, lemah dan malas untuk bangun makan sahur setelah melewati sepuluh hari kedua kita puasa dan sekarang melanjutkan perjalanan sepuluh (10) hari terakhir yaitu pembebasan dari siksa api neraka. Memang menurut para ustadz bila pahala yang diberikan oleh Allah SWT berlipat-lipat membuat kita merasa berat untuk melakukannya. Dan inilah tantangan yang harus kita lawan dan kita hadapi dengan penuh semangat perjuangan. Ayo kita bertekad melawan rasa lemah, rasa malas dengan penuh semangat untuk mendapatkan Lailatul Qodar dan tiket pembebasan dari siksa api neraka pada sepuluh (10) hari ketiga/terakhir.

Ayo kita koreksi apa yang telah kita lakukan dan dapatkan pada sepuluh (10) hari kedua ini. Peningkatan apa yang telah kita dapatkan. Kalau di kampung kadang koreksinya : aku poso wis oleh sepuluh dino timbangan kok ijek pancet ae, timbangane goser, timbangane rusak dll. (Maaf). Kalau penulis tidak berani menimbang badan karena takut kalau tujuan puasa melenceng dari tujuan kita puasa yaitu bertaqwa kepada Allah SWT.

Berikut ini rangkuman kultum sepuluh (10) hari kedua shalat tarawih di masjid Islamic Centre Bojonegoro.

Pada sepuluh (10) hari kedua bila kita masih aktif mengikuti sholat tarawih berarti termasuk orang-orang yang sudah terseleksi, berarti rohani kita sudah meningkat. Karena yang umum barisan jamaah di masjid-masjid sudah maju (istilah para ustadz).

Disini diterangkan dan diingatkan kembali tata cara mengerjakan shalat. Mengangkat tangan sunnah : pada saat pertama takbir, akan dan setelah ruku’, berdiri setelah tahiyat awal. Baca al fatihah diusahakan terdengar oleh telinga sendiri, ruku’ 180 derajat, ketika sujud ada tujuh anggota tubuh yang menyentuh alas/lantai (dua jempol kaki, dua lutut, dua telapak tangan, dan jidat). Ketika salam dada tidak boleh ikut bergerak mengikuti kepala. Setiap melakukan sesuatu awali dengan niat. Berangkat ke masjid dengan diawali niat, setiap langkah akan menghapus kesalahan kita.

Sambil menunggu imam atau ada waktu kosong dimasjid langsung niati dengan iktikaf. Niscaya akan ada nilai tambah yang kita dapatkan.

Dan kita harus percaya tidak ada kekuatan selain dari Allah SWT. Menghidupkan malam-malam ramadhan dan berlomba-lomba sedekah dijalan Allah. Shalat jamaah sangat disukai Allah SWT dan surga balasannya.

Demikian sedikit rangkuman kultum sepuluh (10) hari kedua, kurang lebihnya mohon maaf. Semoga bermanfaat untuk penulis dan pengunjung semua.

KURANGI NONTON TELEVISI (1)

Memomentum Ramadhan 1429 H ini kesempatan kita untuk mengurangi nonton televisi (tv). Karena meskipun semua stasiun tv menggemakan ramadhan tapi sebenarnya acara-acara yang betul-betul mengenai ibadah ramadhan hanya 25% saja itupun belum dipotong penayangan iklan.

Banyak acara dikemas ramadhan tapi isinya hanya guyonan dan membuat penonton lalai/terlena apa yang seharusnya dikerjakan pada bulan ramadhan ini. Sinetron komidi (kemasan ramadhan) yang sudah tidak menghargai status kepala rumah tangga dan tidak menggambarkan orang yang puasa itu harus bagaimana.

Sinetron tentang Islam dengan iklan pelembut pakaian menampilkan kartun perempuan yang megal-megol (kira-kira 17/09/08). Dan masih banyak lagi iklan-iklan yang tidak pantas dilihat orang yang lagi berpuasa (disuguhi iklan perempuan buka baju, red).

Tayangan tentang sejarah Islam dengan iklan percintaan, “..................... pasanganmu” (20/09/08)

Juga menyuburkan praktek perbencongan yang sebenarnya tidak diperbolehkan ajaran agama Islam (laki-laki menyerupai perempuan)

Acara kuliner banyak ditayangkan pada siang hari bulan ramadhan yang mengekspose makanan-makanan lezat dan minuman yang menyegarkan. Sehingga menggoda yang sedang berpuasa. Termasuk juga menayangkan gambar bule perempuan yang sedang berjemur di pantai dalam acara wisata / jalan-jalan.

Extra film yang menayangkan beberapa adegan ciuman (meskipun belum menyentuh tapi sudah kelihatan kalau itu adegan ciuman) disela-sela acara yang bernuansa Islam 18/09/08 jam 17.45 yang sedang kami tonton sekeluarga.

Televisi menayangkan suatu peristiwa dengan vulgar. Salah satu contoh, penayangan luka korban yang tidak dikaburkan padahal itu menyalahi aturan. Seperti yang saya kutip dari hasil wawancara Suara Hidayatullah dengan Teguh Juwarno (mantan penyiar televisi).

(Menurut pria yang menyatakan “cerai” dengan televisi ini, sebelum era reformasi, tayangan televisi erat berpegang pada style book. Yakni buku panduan yang banyak dipakai oleh stasiun televisi dunia. Di buku itu antara lain disebutkan bahwa rekonstruksi kekerasan, adegan memukul, gambar mayat, luka yang menganga dan darah tidak perlu di-close up (ditayangkan secara detail). Namun kini semua tersaji tanpa ditutup-tutupi. “Teman-teman (pengelola televisi) beranggapan bahwa semakin menonjolkan kekerasan dan darah, semakin seru,”)
Dikutip dari Majalah Suara Hidayatullah Maret 2007.

Dan ini saya akan menampilkan cuplikan-cuplikan lain tentang manfaat dan mudharatnya tv :

1. Dr. Ir. Aton Apriantono, MSc
(Satu lagi, ia tak punya tv, tv tak terlalu banyak member manfaat. Terlalu banyak negatifnya ketimbang positifnya. Karena itulah ia membatasi keluarganya menonton tv, sekalipun di rumah dinasnya sekarang ada tersedia tv dalam ukuran besar).
Dikutip dari Profil Keluarga Majalah Suara Hidayatullah Juli 2006

2. (Setan itu kadang menggoda lewat bisikan hati, kadang melalui manusia, kadang melalui tv).
Dikutip dari Kolom parenting Majalah Suara Hidayatullah Juli 2006

3. “Hari tanpa tv, kenapa tidak “.
Setiap orang tua punya kewajiban menyelamatkan anak-anak.
Dikutip dari Figur Majalah Suara Hidayatullah September 2006

Bersambung................

REKREASI TERUS MESKIPUN PUASA (2)

Ya untuk bulan puasa kita beralih ke rekreasi sosial. Apa itu ?

Disekitar kita khan banyak yayasan sosial yang menampung anak-anak diantaranya yayasan : yatim piatu, pendidikan, yayasan sosial lainnya. Maka untuk bulan ramadhan tetap rekreasi tapi sambil beribadah. Bagaimana caranya ?

Kita khan punya penghasilan, yang 2.5% (sering diingatkan oleh para ustadz pada saat pengajian atau pada suatu kesempatan) adalah titipan Allah SWT untuk disalurkan pada yang berhak. Ataupun dalam bentuk infag, sodaqoh dan macam-macam zakat lainnya dengan niat lillahi ta’la. Makanya kesempatan ini kita gunakan untuk menyalurkan pada kaum duafa / yang berhak sekaligus memberi contoh pada anak-anak kita untuk peka pada lingkungan dan kegiatan amal / sosial.

Kali ini rekreasi tidak ketempat rekreasi, tapi mengunjungi yayasan. Untuk perjalanan juga sangat menyenangkan dan menyegarkan (lihat foto diatas). Dengan mengunjungi yayasan kita ikut merasakan bagaimana anak yang sudah tidak punya ibu/bapak padahal sebenarnya masih menginginkan kasih sayang orang tua sendiri. Atau orang tuanya (maaf) tidak mampu membiayai hidup anaknya, sehingga dititipkan ke yayasan. Yang jelas akhirnya anak-anak tersebut tidak bisa bebas (dalam arti yang positif), manja seperti berkumpul dengan keluarganya sendiri. Mungkin harus mencuci sendiri, makan mempersiapkan sendiri, berangkat sekolah mempersiapkan sendiri dan masih banyak sendiri yang lain. Maka dengan mengunjungi mereka kita bisa berbagi kesenangan dan membesarkan hati mereka. Kata yang tren sekarang “Mari berbagi”, “Memberi manfaat untuk sesama”. Yuk latihan …………….

Dengan latihan disiplin menyisihkan 2,5% penghasilan (tentu pengahasilan sah) dan menyalurkan kepada yang berhak, lama-kelamaan membuat kepuasan bathin tersendiri bagi kita. Jadi meskipun puasa (bulan ramadhan) jangan berhenti rekreasi.

Setelah menulis ini penulis berkesimpulan bila rekreasi ada dua jenis, pertama : rekreasi alam, kedua : rekreasi sosial. Ada yang setuju ?

Cerita pengasuh yayasan :

Yang agak berat dan ekstra sabar adalah mengasuh anak yayasan yang laki-laki. Setiap awal ramadhan dibelikan gelas sebagai tambahan yang telah ada untuk tempat minum, tapi setelah beberapa hari jumlahnya kurang dari separo. Demikian juga untuk barang-barang peralatan memasak yang lain. Sehingga kalau mau minum atau makan kolak pada bingung, pokoknya alat-alat makan/dapur tidak kembali pada tempatnya (seperti sendok ada yang didalam bak mandi dsb). Tapi itulah cobaan dan seninya untuk melatih kesabaran yang tinggi dan harus sabar.

Anak-anak yang dititipkan orang tuanya ke yayasan kalau pulang ke rumah diolok-olok tetangganya karena sekolah tidak membayar, sehingga orang tua dan anaknya menangis. JZ13MGS

RESPONSIBLE RIDING

Pada tanggal 8 September 2008 ada sosialisasi program Responsible Riding di Surabaya untuk dilaksanakan seluruh Jawa Timur sebagai kelanjutan Safety Riding tahun lalu. Maka seluruh Kepolisian Resor (Polres) ikut menyukseskan Responsible Riding termasuk Bojonegoro. Yang beberapa waktu lalu Polres Bojonegoro telah melakukan sosialisasi tersebut dengan mengadakan pawai yang diikuti beberapa instansi terkait dan komunitas sepeda motor.

Apa itu Responsible Riding ?

Responsible Riding adalah ajakan untuk disiplin di jalan raya, smart saat berkendara, bertanggungjawab, tertib, patuh, menghargai pengguna jalan lain.

Apa syaratnya Responsible Riding ?

Kendaraan dan pengendaranya memenuhi segala persyaratan keselamatan. Antara lain kendaraan lengkap kaca spionnya, lampu depan menyala terang, menggunakan helm standar, pakai jaket yang warnanya menyala (terlihat siang maupun malam)

Memang dengan adanya program Responsible Riding ini ternyata yang berubah bukan hanya pengendara tapi didahului oleh perubahan perilaku petugas Polisi Lalu Lintas yang ternyata sudah disiapkan sebelumnya sehingga ramah, halus, sopan dan berwibawa tapi tidak menakutkan.

Apalagi petugas lalu lintas sekarang ini cara mengatur kendaraan langsung di tengah jalan pada setiap perempatan atau pertigaan, pagi dan sore/malam. Dulu para petugas hanya berdiri di pinggir jalan. Betul betul perubahan yang luar biasa.

Saya menulis ini karena simpati dengan cara petugas yang menganjurkan saya menyalakan lampu dan menggunakan helm standar. Waktu itu tanggal 15-09-2008 jam 07.30 di traffic light perempatan Jl. Untung Suropati Bojonegoro. Karena saya tidak menyalakan lampu dan tidak memakai helm standar, kemudian beliau mendekati saya untuk menyalakan lampu dan memeragakan cara memakai helm yang betul.

Sebenarnya aku males pakai helm standar, aku senang pakai helm biasa (helm gayung kamar mandi, sebutannya). Soalnya praktis dan ditinggal ditempat parkir tidak dilirik orang, aman. Tapi karena petugasnya sopan dan saya malu kalau esok berikutnya ketemu beliau kembali. Biasanya saya memakai helm standar kalau pergi ke luar kota.

Responsible Riding salah satu yang jadi perhatian petugas adalah menyalakan lampu di siang hari. Tapi di malam hari sebaliknya, setiap saya keluar malam pasti ketemu sepeda motor yang tidak menyalakan lampu. Mulai di jalan Panglima Polim, Untung Suropati, Gajah Mada, Diponegoro, Teuku Umar, Panglima Sudirman, seputar alon-alon Bojonegoro dan lain-lain. Untuk itu kami mohon para petugas lalu lintas menertibkan sepeda motor yang tidak menyalakan lampu pada malam hari, ini lebih penting.

REKREASI TERUS MESKIPUN PUASA (1)

Rekreasi adalah salah satu kebutuhan hidup, yaitu sebagai cara melepas lelah. Dan ini biasanya terjadual ataupun mendadak ada waktu senggang langsung menyusun acara rekreasi atau minim waktu anak-anak libur sekolah. Dan bermacam-macam cara melakukan penyegaran jiwa ini, mulai acara makan diluar rumah (picnic istilahnya), mengunjungi tempat wisata dalam kota ataupun luar kota.

Rekreasi sekitar kota biayanya murah dan makan bisa bawa dari rumah (mbontot, red). Untuk keluar kota biayanya tidak sedikit, misalnya ke Wisata Bahari Lamongan (WBL) minimal untuk sekeluarga harus mengeluarkan biaya Rp 500.000,00 (terdiri : bbm, tiket masuk, makan siang). Berarti dalam satu tahun kita minimal mengeluarkan Rp 500.000,00 untuk keperluan menyenangkan keluarga.

Setelah merencanakan dan menentukan tempat rekreasi kita sudah mulai merasa senang, meskipun mungkin waktunya masih sepuluh hari yang akan datang. Karena kita mulai membayangkan dari persiapan apa yang dibawa, suasana dalam perjalanan kemudian sampai ditempat tujuan. Pada waktu masih kecil setiap diberitahu akan diajak pergi naik bus, semalaman sudah tidak bisa tidur.

Mulai perjalanan berangkat rekreasi sudah membuat pikiran fresh dan mata bebas memandang kiri-kanan menikmati pemandangan alam semesta ciptaan Allah SWT yang tidak ada tandingannya. Dan kita harus bersyukur bisa menikmati semua itu. Mulai melihat sawah dengan tanaman padi yang menghijau, pohon-pohon yang daunnya melambai-lambai diterpa angin, air yang mengalir jernih, capung yang berterbangan diantara tumbuhan, para petani yang lagi beraktivitas di ladang dan masih banyak lagi indahnya pemandangan di alam bebas.

Untuk tujuan rekreasi antara lain ke Dander, Waduk Pacal, Kayangan Api, ketiganya di Bojonegoro. Untuk keluar kota bisa ke Goa Akbar Tuban, Wisata Bahari Lamongan (WBL), Kebun Teh Wonosari Lawang Malang, Air terjun Sedudo Nganjuk, ke Kopeng Salatiga, atau Rawa Pening Ambarawa (Sandiwara radio Nogososro dan Sabuk Inten th. 1980an) dan masih banyak lagi.

Yang tersebut diatas untuk wisata alam dan wisata senang-senang. Bagaimana cara rekreasi di bulan puasa (ramadhan), kok tetap tidak berhenti rekreasi ?

Ya untuk bulan puasa kita beralih ke rekreasi sosial. Apa itu ?
Bersambung ....................

SEPULUH (10) HARI PERTAMA BULAN RAMADHAN

Tak terasa kita umat muslim sudah melewati sepuluh hari pertama bulan suci Ramadhan 1429 H. Memang bulan yang sangat istimewa ini dibagi menjadi tiga bagian puluhan. Yaitu 10 hari pertama dinamakan Rahmat (terbukanya pintu rahmat), 10 hari kedua dinamakan maqfirah (diampuninya dosa) dan 10 hari ketiga adalah pembebasan dari siksa api neraka.

Rasa cepat berlalunya sepuluh hari pertama kita melaksanakan ibadah puasa, yang penulis alami karena ada beberapa sebab. Pertama kita masih kurang konsentrasi dalam memanfaatkan hari-hari yang istimewa ini untuk beribadah pada Allah SWT, antara lain belum membaca kitab suci Al Qur’an dan melaksanakan shalat malam secara maksimal padahal kita tahu bila pahalanya berlipat ganda. Kedua masih disibukkan urusan-urusan lain yang membuat kita lupa waktu, misalnya menonton televisi yang temanya menyambut ramadhan tapi isinya membuat pemirsa terlena / lupa waktu untuk meningkatkan ibadah.

Memang setelah hari kesepuluh ini fisik kita tambah lemah sehingga secara fisik mau bangun malam ataupun makan saur menjadi malas. Padahal bulan ramadhan kesempatan kita untuk lebih banyak mendekatkan diri pada Allah SWT, mengumpulkan pahala yang sebanyak-banyaknya. Karena pahalanya berlipatganda itulah maka godaannya berat (malas, mudah ngantuk, payah dsb).

Berikut ini rangkuman kultum 10 hari pertama shalat tarawih di masjid Islamic Centre Bojonegoro.

Tujuan dan hikmah puasa yaitu membersihkan diri dengan menjaga : lidah, telinga, mata, perut, tangan, kaki (ucapan, pendengaran, penglilahatan, asal barang yang dimakan, tindakan) dari hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT. Hikmahnya kita tambah taqwa pada Allah SWT, bisa menahan hawa nafsu, peka lingungan (senang berinfaq dan sodaqoh). Dan hakekat puasa adalah melemahnya fisik tapi mental menjadi kuat. Ibadah puasa hanya untuk Allah SWT dan kita harus istiqomah (terus-menerus) dalam beribadah.

Kita budayakan hidup islami misalnya keluar masuk rumah mengucapkan salam, setiap hari membaca Al Qur’an, pasang kalender yang islami. Dan hati-hati bila membeli kaligrafi arab (teliti dan baca dulu bila tidak bisa membaca lebih baik tidak usah dibeli) karena ada kaligrafi tulisan arab beredar tapi menyesatkan.

Sedikit catatan kultum ini semoga bermanfaat untuk kita semua. Kita koreksi pada 10 hari pertama yang belum kita lakukan. Dan kita perbaiki di 10 hari kedua dengan tindakan yang lebih islami dan konsentrasi pada makna ramadhan. Tunggu tulisan berikutnya.

HEMAT BICARA DAN HEMAT PENGELUARAN DI BULAN RAMADHAN


Jalan KH. Hasyim As’ari Bojonegoro (depan masjid jami’ Darussalam) tiap sore penuh sesak sejak awal bulan Ramadhan. Karena dipenuhi pedagang kaki lima (pkl) dan para pembeli yang akan penyiapkan buka puasa. Dan ini sudah berlangsung beberapa tahun yang lalu setiap bulan Ramadhan. Dulu sebelum ada yang punya ide jualan disini sekira depan masjid / barat aloon-aloon kota Bojonegoro sangat sepi sekali tapi sekarang tiap bulan ramadhan menjadi pasar sore dadakan.
Dihitung kasar sepanjang depan masjid kira-kira lebih enam puluh pkl, untuk pada hari biasa kira-kira dua puluh lima pkl. Dan ini sangat membatu ibu-ibu yang tidak sempat memasak atau lagi malas memasak atau melengkapi masakan yang sudah ada dirumah.
Bermacam-macam yang dijajakan, saya mulai dari minuman : es cau, es cincau (dari Bandung), es kopyor, es dawet, es teller, es blewah, es degan (kelapan muda), es jus aneka buah, termasuk juga kolak yang isinya bermacam-macam. Makanan, umumnya hanya beli sayurnya saja : sayur menir bayam, sayur asam, sayur lodeh, rawon, gule, sop, asem-asem, cecek (kulit sapi), kikil (kaki sapi/kambing), urap-urapan, bothok tempe, bothok lele/rengkik, pecel, mie ayam dan masih banyak lagi. Jajanan yang banyak adalah gorengan : pisang molen, martabak, terang bulan, pokis, onde-onde, pisang goreng, limpang-limpung (ketela goreng), tempe goreng, ote-ote, dan sejenisnya. Tak lupa juga ada mainan anak-anak juga ikut dijajakan : becak goyang/odong-odong, jip listrik, mancing ikan-ikanan, sepur mini, dan lain-lain. Maaf semuanya sengaja saya sebut satu-satu, biar lebih enak membayangkannya, khan bulan puasa biasanya yang seru cerita makanan.

Memang dengan adanya pkl dadakan ini kita semua dimanjakan dengan berbagai sajian yang sangat menggoda. Apalagi ini kita puasa, salah satunya menahan lapar, rasanya semua jenis masakan yang dijajakan sepertinya mau kita beli semua. Tapi kita harus ingat dengan tujuan puasa itu sendiri, tiba saat berbuka bukan untuk balas dendam. Kita harus merasakan rasanya orang yang kesulitan mencari makan untuk setiap hari.

Tidak perlu istimewa menu buka puasa, secukupnya saja. Kalau bisa malah diusahakan lebih irit dibanding hari biasa. Ini yang mulai penulis praktekkan. Memang ini semua relatif dari kondisi/keadaan keuangan kita masing-masing. Bila hidangan buka puasa secukupnya membuat kita berangkat shalat tarawih terasa ringan dan tidak ngantuk serta bisa menyisihkan mengisi kaleng yang keliling.
Laparnya puasa membuat kita lemah fisik dan kita bisa irit bicara dan latihan menahan pembiacaraan yang tidak perlu dan membatalkan puasa.

JZ13MGS

SURAT ONLINE UNTUK LBB SONY SUGEMA COLLEGE (LBB SSC)

Assalamu’alaikum wr.wb.
Untuk Bapak Bambang Suhardiman (Dirut SSC Wilayah Timur)
Ibu Derny Irawati (Pimpinan Cabang Bojonegoro)
Bapak Aqib dan seluruh pembimbing LBB SSC Bojonegoro

Pertengahan bulan Agustus 2008 saya mendapat undangan LBB SSC Cabang Bojonegoro. Yang tujuannya mengundang orang tua siswa dalam acara : pemaparan program dalam 1 tahun ke depan dan trainer dari tim Qolbun Salim Community (QSC) Surabaya. Rasanya tak sabar dan lama sekali saya menunggu tibanya tanggal 23 Agustus 2008 (undangan LBB SSC). Saya ingin tahu apa itu LBB SSC dan pelatihan yang akan diberikan.
Dan inilah undangan yang pernah saya harapkan dari lembaga bimbingan lain, tapi sampai dua anak saya selesai / tamat (selama 2 x 1,5 tahun) tidak pernah ada. Laporan hasil (nilai) bimbingan juga tidak ada sehingga sebagai orang tua tidak tahu perkembangan anak setelah selesai mengukuti bimbingan. Yang tercantum pada sertifikat hanya nama, tidak ada daftar nilai pelajaran. (Untuk apa ini ? “pikir saya”}
Mengikuti pertemuan LBB SSC membuat kami jadi segar kembali, ini kesempatan langka. Kami jadi mengetahui apa itu LBB SSC, yang sebelumnya hanya mengetahui sekilas dari iklannya saja. Sehingga kami lebih mantap. Semua pengelola lembaga yang tampil punya jiwa motivator, ramah, mudah dikenal dan mengenal.
Memberikan hadiah peserta undangan yang datang nomor satu dan peserta yang mau mendampingi pak Bambang didepan (untuk tersenyum) adalah suatu bentuk motivasi yang luar biasa.
Kebetulan saya yang ditunjuk mendadak untuk mendampingi, sehingga saya berpikir keras bagaimana cara tersenyum tanpa ada sebab. Ya ternyata berhasil, dan malah dikenal oleh kru LBB SSC dan para undangan. Dan tidak disangka mendapat hadiah buku “sang pemimpi” (karya andrea hirata). Dan ini sebenarnya buku yang diminta anak saya beberapa waktu yang lalu, sebagai sambungan “laskar pelangi” yang telah mereka miliki. Saya jawab : “nanti dulu, gantian”.
Dari pertemuan itu saya menjadi tahu fungsi otak kanan yang menggerakkan anggota tubuh bagian kiri dan otak kiri menggerakkan anggota tubuh bagian kanan. Senyum sangat penting, sebagai terapi. Juga sesuai anjuran Rasullullah, senyum adalah ibadah/sodaqoh. Tepuk tangan bermanfaat mengaktifkan saraf tangan. Dan motivasi terbaru bagi saya. “Kita semua adalah sang juara”, karena telah berhasil bersaing dengan dua juta sel, kata pak Bambang.
Yang saya dapatkan dari pelatihan oleh Tim Qolbun Salim Community (QSC)
Surabaya, yang kira-kira berbunyi : “Bila memberikan sesuatu pada orang lain tidak usah mengharapkan imbalan, termasuk ucapan terima kasih, tapi hanya mengharap ridlo Allah SWT”. Ini yang perlu dipraktekkan dan disebarluaskan. Karena kami sendiri kadang menggerutu setelah memberikan sesuatu pada orang lain, tapi orang yang diberi mengucapkan terima kasihpun tidak. Dilain waktu saya pingin menulis tentang ini sesuai versi saya.
Kemudian saya punya usul : Bagaimana kalau sewaktu waktu orang tua murid juga diajak outbound. Karena kami yang sudah tua-tua ini waktu muda belum pernah outbound yang lagi ngetren sekarang ini.
Oya, terima kasih untuk pak Aqib (atas nama LBB SSC Cabang Bojonegoro) yang memperbolehkan anak saya yang kedua ikut outbond dengan gratis, meskipun belum terdaftar sebagai siswa.
Demikian
surat online saya untuk LBB SSC Cabang Bojonegoro, semoga tulisan saya hasil pertemuan ini ada manfaatnya untuk semua. Mohon maaf, terima kasih.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Ali Nurkhamid
(Azizah Ali)

TELAH TIBA BULAN YANG SUCI, BULAN ISTIMEWA PENUH BONUS !!!!!

Adzan isya’ dikumandangkan di seluruh masjid dan musholla, tapi kali ini suasana tidak seperti biasanya. Dari segala penjuru mulai anak kecil sampai kakek/nenek berbondong-bondong menyerbu masjid dan musholla untuk merebut big sale pahala bulan suci Ramadhan yang datang hanya setahun sekali.

Tidak seperti big salenya mall, dept store, super market entah apalagi namanya yang setiap waktu mengadakan promo big sale.

Yang sebelumnya sebagian jamaah (termasuk penulis) datang ke masjid hanya waktu magrib, dan waktu isya’ tidak kembali di masjid. Tapi sekarang terbalik waktu mendengar adzan isya’ langsung bergegas menuju masjid.

Allah yang Maha Kuasa memberikan pahala yang berlipat-lipat pada bulan suci Ramadhan, bagi umat Islam yang mau mengabdikan diri / beribadah menghadap pada Yang Maha Adil. Dan surga jaminannya. Tapi sebaliknya bagi yang melanggar perintah Allah Yang Maha Tahu maka neraka balasannya.

Seperti kultum yang disampaikan Ketua Ta'mir : kita jangan sekali-kali sengaja tidak puasa ramadhan tanpa ada sebab karena berat hukumnnya. Yaitu sehari tidak puasa harus dibayar dengan puasa selama satu tahun terus menerus, inipun tidak dijamin bisa diterima Allah yang Maha Perkasa.

Perubahan dratis juga terjadi di masjid Islamic Centre Bojonegoro, waktu shalat isya’ dan tarawih jamaah membeludak. Di dalam masjid penuh (untuk bapak-bapak) dan di serambi masjid penuh (untuk ibu-ibu). Semoga keadaan ini minimal sampai akhir ramadhan.

Selai itu pengurus masjid Islamic Centre Bojonegoro juga all out menyambut datangnya bulan suci Ramadhan 1429 H, dengan mempersiapkan segala sesuatunya demi kenyamanan jamaah. Antara lain kerja bakti membersih masjid yang diikuti kira-kira 60 jamaah sekitar masjid. Waktu acara Nisfu Sa’ban (17-08-2008) dan Kirim Doa (megengan 28-08-2008) jamaah yang hadir kira-kira juga 60an orang (menurut hitungan penulis).

Menunjuk empat petugas pengawas dan pengatur ketertiban jamaah, dua petugas mengatur ketertiban parkir kendaraan dan seorang satpam. Juga menyelenggarakan belajar membaca Al Qur’an 15 menit setiap setelah shalat tarawih, bagi yang berminat. Luar biasa ini.

Untuk yang berminat mengirimkan ta’jil dan jaminan untuk tadarus, pengurus dengan senang hati menerima. Ayo tinggalkan televisi, banyak beribadah, banyak beramal, kunjungi panti asuhan. Niscaya pahala dilipatgandakan 700 kali dari hari biasa. Bulan istimewa penuh bonus cuma 30 hari ayo cepetan. Alamat masjid Islamic Centre : Jl. Panglima Polim Bojonegoro.