Hampir setiap ustadz yang diundang ceramah halal bil halal pasti mengatakan bahwa tradisi halal bil halal ini hanya ada di Indonesia. Tapi ini perlu dilestarikan sebagai tradisi/budaya yang baik bagi umat manusia khususnya umat Islam.
Perlu diingat di Indonesia banyak sekali tradisi-tradisi yang sebenarnya tidak perlu dilestrikan yang mengatasnamakan Islam, karena sudah melenceng dari nilai Islam dan Ketauhidan. Misalnya manganan (sedekah bumi di makam), sesaji wiwit (memulai panen dengan menaruh takir di pojok sawah), larung sesaji (persembahan sesaji di laut oleh masyarakat pantai), sekatenan (membawa makanan untuk diperebutkan yang dipercaya mengandung berkah bila mendapatkan) dan masih banyak lagi (Jawa Tengah). Yang kesimpulannya mempersembahkan sesuatu dan bersyukur bukan karena Allah SWT. Tapi semoga lambat laun akan bergeser dan berubah bersamaan banyaknya orang yang pandai dalam bidang penyuluhan agama Islam.
Acara halal bil halal ini diselenggarakan oleh hampir semua kelompok/komunitas mulai dari tingkat RT, RW, kelurahan, instansi pemerintahan, kelompok-kelompok sosial dan lain-lain. Termasuk juga KPPN Bojonegoro telah menyelenggarakan Halal Bil Halal pada tanggal 07 Oktober 2008 dipandu oleh ustadz Abdul Aziz Ahmad.
Berikut rangkuman ceramah halal bil halal :
Sejak zaman dulu sudah ada orang yang mengaku nabi, maka kita harus hati-hati dan selalu ingat bahwa nabi terakhir hanya Nabi Muhammad SAW. Juga diingatkan oleh ustadz berdasarkan sabda Rasullullah SAW : Yang menyebabkan manusia penghuni neraka disebabkan dari mulut dan jalan muka (lubang muka / alat kelamin). Maka kita harus pandai-pandai menjaga dua sebab tersebut. Termasuk juga bila tidak punya rasa cemburu pada suami/istri.
Juga disinggung tentang ziarah kubur yang terjadi pro dan kontra (baca Manfaat Ziarah Kubur versi penulis diposting sebelumnya). Yang penting kita ziarah kubur dengan tujuan mendoakan (posisi menghadap ke mayit) dan agar kita ingat mati. Diingatkan juga bahwa kita tidak boleh membicarakan kejelekan/aib orang yang sudah mati, bicarakan yang baik-baik saja. Sebab jika kita bicarakan yang jeleknya maka mayit akan disiksa, karena kita sudah bersaksi.
Disampaikan juga tanda-tanda bahwa amal dan ibadah kita diterima oleh Allah SWT yaitu : 1. Ibadah lebih meningkat, 2. Tidak mengingat amal-amal yang telah dilakukan, 3. Keluarga menjadi lebih baik. (Memang pada bulan Ramadhan kita telah berlomba-lomba memperbanyak amal ibadah. Mari jangan menghitung atau mengingat yang telah kita keluarkan dan lakukan)
Kemudian orang yang bangkrut di akhirat adalah yang punya kebiasaan nggunem, rasan-rasan (qhibah, arab) yaitu membicarakan aib orang lain. (Wach ini yang masih sulit dilakukan karena tidak bayar dan tidak menghabiskan pulsa apalagi cocok sama lawan bicara. Dilain kesempatan akan penulis ulas tentang qhibah, karena ceritanya juga menakutkan sekali, amal kita bisa hilang karena qhibah). Yuk latihan untuk tidak qhibah, rasan-rasan, nggunem.
Kesimpulan : Setelah ditinggal Ramadhan kita usahakan beribadah seperti saat Ramadhan, tapi memang berat dan banyak sekali kendalanya. Misalnya berangkat shalat isya’ di masjid waktu Ramadhan banyak sekali temannya, kalau selesai Ramadhan ? Padahal yang pertama dihisab (dihitung) di akhirat adalah shalat kita. Dan jangan lupa puasa syawal selama enam (6) hari yang pahalanya seperti puasa setahun.
Semoga bermanfaat untuk penulis dan pengunjung.