PERSIBO MENANG MELAWAN PERSEBAYA











Sebenarnya aku tak suka lihat sepak bola, tapi karena sudah jenuh dengan acara tv (aku juga membatsi lihat tv) yang sudah tidak karuan. Akhirnya sepak bola sebagai alternatif yang rekayasanya minim.

PERSIBO menang, aku tidak bangga. Sebab pemain yang asli Bojonegoro kalau tidak salah cuma dua atau tiga (setelah tanya anakku). Dan menguras APBD milyaran rupiah per tahun, yang uangnya dinikmati pemain asing yang dielu-elukan dan pemain kontrakan luar Bojonegoro dimanja.

Padahal desa-desa di Bojonegoro masih banyak memerlukan perhatian. Mulai dari masyarakat secara langsung maupun organisasi sosial. Tapi uang Bojonegoro diangkut keluar Bojonegoro.

Suporter

Mulai pukul 12.00 10/05/09 jalan Baureno Bojonegoro dipadati suporter Persibo, makanya aku pulang dari Baureno biasanya pukul 15.00 kali ini pulang lebih awal. Karena menghindari suporter yang memenuhi jalan.

Benar juga mulai dari Sroyo, Sumberrejo, Balen, Kapas jaln-jalan dijaga Kepolisian Sekstor (POLSEK) untuk mengamankan suporter yang menggunakan separo jalan.

Aku belum pernah lihat sepak bola di stadion, tapi kali ini aku ngontel ke stadion Letjen H. Sudirman Bojonegoro untuk melihat situasi dari suporter yang heboh. Ternyata pukul 16.00 stadion sudah penuh sesak, sampai-sampai supoerter duduk di dinding pagar stadion yang tingginya sekitar tiga meter.

Dari anak kecil sampai kakek-kakek, pria wanita tumplek blek di stadion. Tidak ketinggalan penjual atribut Persibo berjajar di pintu masuk. Telinga-telinga suporter ditancapi headset, untuk mendengarkan radio yang menyelenggarakan siaran langsung.

Sepanjang jalan yang ku lalui, banyak bergerombol orang mendengarkan siaran langsung dari radio. Sehingga, mungkin seluruh Bojonegoro bergetar.

Aku tidak bisa cerita jalannya pertandingan, makanya saya wakilkan JAWA POS